Oleh. Jogi Silalahi
Secara harafiah, ulos berarti selimut, pemberi kehangatan badaniah
dari terpaan udara dingin. Menurut pemikiran leluhur Batak, ada 3
(tiga) sumber kehangatan :
(1) matahari
(2) api
(3) ulos.
Dari ketiga sumber kehangatan tersebut, ulos dianggap paling nyaman
dan akrab dengan kehidupan sehari-hari Matahari sebagai sumber utama
kehangatan tidak kita peroleh malam hari, dan api dapat menjadi bencana
jika lalai menggunakannya.
Dalam pengertian adat Batak “mangulosi” (memberikan ulos)
melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima ulos.
Biasanya pemberi ulos adalah orangtua kepada anak-anaknya, hula-hula
kepada boru.
Ulos terdiri dari berbagai jenis dan motif yang masing-masing
memiliki makna tersendiri, kapan digunakan, disampaikan kepada siapa,
dalam upacara adat yang bagaimana. Dalam perkembangannya, ulos juga
diberikan kepada orang “non Batak” bisa diartikan penghormatan dan kasih
sayang kepada penerima ulos. Misalnya pemberian ulos kepada Presiden
atau Pejabat diiringi ucapan semoga dalam menjalankan tugas tugas ia
selalu dalam kehangatan dan penuh kasih sayang kepada rakyat dan
orang-orang yang dipimpinnya.
Ulos juga digunakan sebagai busana, misalnya untuk busana pengantin
yang menggambarkan kekerabatan Dalihan Natolu, terdiri dari tutup kepala
(ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (sarung).
Sumber : Milis Batak Cyber – http://groups.yahoo.com/group/Batak_Cyber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar