Batak [1] sebagai "nama" baru ada sejak Si Raja Batak [2] diperkirakan sekitar tahun 1200-an berdasarkan perhitungan generasi garis keturunannya. Semua keturunan Si Raja Batak inilah yang disebut sebagai Suku Batak.
Asal usul Si Raja Batak, dalam hal ini masih "samar" jika ditelusuri dari bukti-bukti sejarah. Diperkirakan
Batak dari rumpun Proto-Melayu, yang berasal dari sebuah wilayah di
daratan Cina Selatan yang berimigrasi ke Asia Tenggara. Menetap di
Barus yang terkenal sebagai pelabuhan internasional sejak abad ke-6 [3] .
Barus
menjadi wilayah dominasi Kerajaan Sriwijaya, tetapi akibat serangan
tentara Cola di India 1025 kepada Sriwijaya, Barus turut mengalami
kehancuran. Dari
puing kehancuran, penduduknya mencari kehidupan baru termasuk Si Raja
Batak ke wilayah Toba (Toba adalah wilayah lembah atau pegunungan di
sekitar Danau Toba).
Tahun 1293 M sampai dengan 1500 M, Kerajaan Majapahit menganeksasi wilayah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera bagian Utara [4]. Ekspedisi
terbesar Majapahit dipimpin Patih Gajah Mada menjejakkan kaki sampai di
wilayah aliran muara sungai Asahan (1331-1364). Selama tiga puluh tiga
tahun pasukan Majapahit berada di Sumatera bagian Utara. Menurut versi
sejarah tarombo Batak, salah satu keturunan Si Raja Batak, yaitu
cicitnya (anak dari cucunya) bernama Tuan Sorbadibanua yang tinggal di
Lobu Parserahan, Balige tidak begitu jauh dari sungai Asahan,
beristrikan (istri kedua) wanita keturunan Majapahit --dialek Batak: Basopaet--, yaitu Siboru Basopaet. Dari perkawinan ini lahir tiga orang anak, yaitu: Si Raja Sumba, Si Raja Sobu dan Si Raja Naipospos.
Jadi,
1. Nama "Batak" dan keturunan Si Raja Batak mendiami Toba sekitar tahun 1200-an, dan asal usul "Batak" telah ada sejak abad sebelum Masehi tetapi belum menyandang nama "Batak."
2.
Generasi "Batak" bernama Tuan Sorbadibanua, cicit dari Si Raja Batak,
beristrikan Siboru Basopaet. Selanjutnya keturunan marga Batak dari
garis ini berdarah campuran Batak dan Jawa. Marga-marga dari keturunan
ini marhula-hula kepada "Suku Jawa dari pihak Siboru Basopaet." [5]
[1] Batak [2] "Masa Kegelapan (Tingki Ni Lumlam) [3] Mengenai Barus, bahkan pendapat lain mengatakan sejak abad sebelum Masehi, Pansur, Fansur, Fansuri, Fanchour atau Barus, Barusai, Barousai sudah dikenal sebagai kota pelabuhan dan perdagangan internasional yang ramai, [4] Majapahit Empire, http://en.wikipedia.org/wiki/Majapahit-Empire. [5] Lihat Tarombo keturunan Si Raja Sumba, Si raja Sobu dan Si raja Naipospos